Sabtu, 05 Maret 2011

10 Rupiah.. Oh 10 Rupiah..

Zaman modern segala hal dapat dibuat praktis, namun kepraktisan tersebut mesti dibarengi dengan kebutuhan uang yang banyak. Manusia terus berlomba mendapatkan uang sebesar-besarnya. Konon, dengan uang seribu rupiah dapat membeli banyak hal, namun saat ini hanya berlaku untuk menitipkan motor ditempat parkir satu jam saja. Wajar jika sekarang segala macam bentuk pekerjaan dilakukan, demi mendapatkan uang dalam jumlah besar. Tetapi hal ini berbeda dengan kondisi saya saat ini.

Ditengah sesaknya kompetisi manusia meraup mata uang paling besar sebanyak-banyaknya, saya justru berburu mata uang paling kecil yaitu 10 rupiah.
Saya mesti mendapatkan uang yang tak lagi laku di pasar jual beli tersebut. 3 hari belakangan saya telah disibukkan mencari uang langka tersebut untuk barang hantaran pernikahan.

Dalam budaya pernikahan melayu, dikenal istilah barang hantaran. Meskipun hingga saat ini tidak ada aturan formal dan hukum islam yang mewajibkan adanya barang hantaran dalam pernikahan, namun telah menjadi tradisi sebagian masyarakat melayu untuk memberikan hantaran dalam jumlah yang bebas dan tanpa paksaan.

Barang hantaran merupakan barang-barang yang dibawa calon pengantin laki-laki untuk diberikan ke calon pengantin perempuan. Bagi masyarakat melayu barang hantaran berfungsi sebagai sebuah simbol calon pengantin laki-laki sudah siap untuk bertanggung jawab terhadap calon pengantin perempuan. Sebab, dengan memberikan barang hantaran menunjukkan bahwa pengantin laki-laki sudah mampu untuk memberikan nafkah bagi pengantin perempuan. Baik nafkah lahir maupun batin. Bentuk barang hantaran tidak diatur, sehingga terkadang bentuknya berbeda tiap pengantin.

Namun, secara umum barang hantaran berbentuk uang yang disebut dengan uang hantaran. Besarnya uang hantaran bebas dan tidak diatur. Biasanya kedua keluarga calon pengantin telah melakukan kesepakatan menentukan besaran uang hantaran. Terkadang juga dilakukan kreatifitas jumlah uang hantaran sehingga terdengar unik. Misalnya, 999.999 rupiah.

Kali ini, saya mesti mendapatkan uang 10 rupiah untuk menggenapkan uang hantaran sehingga terdengar menarik. Meskipun tidak diwajibkan mendapatkannya, tetapi kesungguhan berburu 10 rupiah tetap saya lakukan. Saya telah menghubungi banyak teman dan keluarga. Mencari hingga tempat terjauh di kabupaten dan seberang pulau. Saya juga mendatangi berbagai tempat yang telah dikenal melakukan pertukaran uang lama. Tak satupun yang memiliki 10 rupiah. Sedikit putus asa, namun ternyata keberuntungan masih berpihak pada saya. Ternyata kakak calon pengantin perempuan saya memilikinya. Thank you kak Hamna.. Meskipun berbentuk dua buah uang 5 rupiah, namun cukup untuk menggenapkan uang hantaran menjadi sepuluh, sepuluh, sepuluh..

1 komentar:

  1. Hehehe...minta syarat hantarannya jangan yang susah2 mas Romi, minta aja yg mudah2 100 juta ato 200 juta gt :p

    BalasHapus